Inilah Yang Terjadi Jika Astronot Wanita Menstruasi di Ruang Nol Gravitasi

Menstruasi atau haid menjadi periode rutin wanita setiap bulan.

Inilah kisah seorang astronot wanita saat mengalami datang bulan di penerbangan luar angkasa.

Padahal, pernah ada larangan bagi perempuan yang akan menembus atmosfer saat haid.

Dilansir Tribun Travel dari laman Viralthread.com (8/10/2016), pada tahun 1964, Johnnie Betson Jr dan Robert Secrest menulis sebuah makalah berisi peringatan bahaya menempatkan "manusia tempramental", sebut saja wanita yang sedang haid dan emosinya tidak teratur dilarang mengoperasikan mesin yang rumit.



Akhirnya, pendapat tentang astronot yang sedang menstruasi mulai berubah.

Petugas medis NASA masih khawatir tentang dampak fisik yang ditimbulkan jika wanita haid berada di ruang tanpa gravitasi.

Akankah darah menstruasi akan terjebak di dalam tubuh karena tidak ada gravitasi yang menariknya keluar?

Astronot Margaret Rhea Seddon, merupakan bagian dari kelompok perempuan pertama yang dikirim ke ruang angkasa.

Ia menganggap haid bukanlah sebuah masalah, "bagaimana jika kita mengalami rasa sakit di sana, siapa yang dapat mengantar kita pulang?" katanya.

Akhirnya, NASA memutuskan untuk mencobanya dan mengirim wanita ke ruang angkasa.



Setelah dipertimbangkan, astronot wanita lebih hemat tempat, makan lebih sedikit, dan punya bobot lebih ringan dari pria.

Mereka akhirnya belajar tentang menjalani menstruasi di ruang tanpa gravitasi.

Setelah dianalisis, NASA menemukan, haid di dalam ruang nol gravitasi sama persis dengan yang terjadi di bumi.

Aliran darah menstruasi sebenarnya tidak terpengaruh oleh bobot kita di dalam ruang, yang artinya darah itu tidak ikut mengapung.

Mantan astronot, Rhea Seddon menjelaskan, "Aku tidak yakin dengan pendapat menstruasi di luar angkasa.Jadi jangan khawatir dengan hal itu, Haid di ruang nol gravitasi sama dengan haid pada umumnya di tanah bumi."

Jika mereka malas berurusan dengan tamu bulanan ini, astronot wanita bisa mengambil pilihan untuk menunda haid mereka.

Pilihan lain yang bisa dilakukan adalah IUD hormonal dan implan subdermal yang berkerja dalam jangka waktu lebih lama.

loading...

Posting Komentar